Pages

Thursday, September 23, 2010

Renungan 15 Syawal 1431

bismillahirrahmanirahiim....

renungan 15 Syawal 1430 H

pagi ini terjaga diriku untuk menuliskan sepucuk pesan untukmu

semoga saja pesan ini bisa memberi kemanfaatan bagimu

dan nantinya dirimu bisa memberi kemanfaatan bagi umatmu

duhai nanda, bila berbicara tentang bilangan 24, kita akan teringat akan beberapa peristiwa

24 tahun adalah masa ketika Rasulullah sedang berdagang di negeri Syam

pada usia itu Beliau telah menapakkan kakinya hingga di negeri jauh


bila berbicara bilangan 24, kita pun akan teringat pada peristiwa di 24 hijriah

24 hijriah adalah tahun pertama khalifah Utsman RA menjalani amanahnya sebagai khilafah

itu artinya Islam telah menyebar ke wilayah-wilayah yang sangat luas

pada masa tersebut, wilayah Islam telah menyebar dari negeri irak di sebelah timur, meluas hingga Syam di sebelah utara hingga mesir dan afrika Bagian Utara di sebelah barat

duhai nanda, 24 tahun setelah Hijrahnya Rasul kita tercinta, Islam yang tidak pernah dikenal sebelumnya telah menjadi kekuatan yang disegani di dunia

24 tahun adalah usia seorang pemuda bernama Muhammad Al Fatih menjalani tahun ketiganya memerintah Konstantinopel yang berhasil ia dan pasukannya bebaskan


itulah beberapa pencapaian yang berhasil diraih oleh pendahulu-pendahulu kita

sudahkan dirimu meraih hal sama?

duhai Nanda,

usia bukanlah hal terlalu penting untuk kita pikirkan, tapi ia dapat menjadi ukuran pencapaian apa yang telah kita raih

karena bagaimanapun waktu kita di dunia ini tidaklah selamanya

duhai Nanda,

beruntunglah diri kita yang Allah berikan nikmat usia hingga saat ini

karenanya merupakan kekufuran terhadap nikmat tersebut bila kita siakan dan lewatkan tanpa bertambahnya keshalihan kita

bila kita lewatkan tanpa bertambahnya ketaqwaan kita, bila kita lewatkan tanpa adanya kemanfaatan bagi kita dan masyarakat kita

duhai Nanda,

dahulu 24 tahun lalu, di suana yang sama dengan pagi yang gulita ini, dirimu pertama kali melihat dunia

menjadi resmi sebagai penduduk bumi Allah yang penuh limpahan nikmat ini

tangisamu adalah kebahagiaan kedua orang tuamu dan orang-orang disekelilingmu

sudahkah dalam 24 tahun ini dirimu dapat memberikan kebaikan yang sama dengan kebaikan yang telah kau rasakan selama ini?

sudahkah dalam 24 tahun ini dirimu dapat memberikan kebahagiaan yang sama sebagaimana ayah bunda mu, dan juga kerabatmua memberikan kebahagiaan bagimu?

sudahkah dalam 24 tahun ini dirimu bermanfaat bagi agamamu yang telah menjadi bagian dari dirimu dan menjadi penjaga dirimu?

duhai Nanda

semoga dirimu dapat mebayangkan kesakitan yang dirasakan oleh bundamu ketika melahirkan dirimu

karena itu satu-satunya yang bisa kita lakukan sebagai seorang laki-laki, membayangkan kesakitan tersebut, karena kita tidak akan pernah bisa merasakan hal yang sama

namun kini telah 24 tahun dirimu menjalani kehidupanmu

apakah telah sanggup kau ganti kesakitan yang dahulu bundamu rasakan demi melahirkan dirimu?

kesakitan yang bundamu derita setelah sebelumnya selama 9 bulan ia direpotkan oleh dirimu di rahimnya

duhai Nanda

tentunya kita sama-sama berusaha untuk itu

hanya ini yang bisa diriku tuliskan untuk mu untuk renungan bagimu

semoga 24 tahun lalu, yang terlahir didunia ini adalah seseorang yang akan menjadi rahmat bagi keluarganya, menjadi rahmat bagi masyarakatnya, menjadi rahmat bagi agamanya, menjadi rahmat bagi umatnya

semoga 24 tahun lalu, yang terlahir didunia ini adalah seseorang yang dapat mengembalikan kejayaan umat yang telah sekian lama terkoyak

semoga 24 tahun lalu, yang terlahir didunia ini adalah seorang Salahuddin baru umat ini...

yang menegakkan kembali harga diri umat, yang meluruskan kembali kesesatan-kesesatan yang terjadi pada diri umat

sebagaimana yang telah dirimu baca dan pelajari akan riwayatnya selama ini

duhai Nanda

segala harapan telah terpatri di dalam dirimu

semoga dirimu dapat menjadi apa yang umat ini harapkan terhadap dirimu...

Allahumma Aamiin...

Thursday, September 09, 2010

Rembulan yang akan Pergi

Duhai Rembulan,
hadirmu membawa berjuta harapan
bersamamu lahir berjuta kenangan
pergimu meninggalkan berjuta kesedihan

hadir Rembulan membawa harapan
permohonan akan ampunan
impian akan kebahagian di negeri kampung halaman
kebaikan seribu bulan
gambaran pintu syurga dalam genggaman

bersama Rembulan lahir kenangan
kenangan akan turunnya risalah kepada Sang Utusan
kenangan peluh penuh pelajaran
kenangan patrian dalam didikan
kenangan suara merdu menggemanya lantunan Quran

pergi Rembulan meninggalkan kesedihan
tetesan airmata mengalir menjadi genangan
kesedihan karena keputusasaan
tiada pengetahuan
apalagi kesanggupan membuat paksaan
akankah berjumpa lagi tahun depan

duhai Rembulan,semoga malam ini kau memberi kepastian
senyuman yg terlukis adalah tanda kemenangan
karena tidak lama lagi kau akan menghilang
pulang kembali ke haribaan

Saturday, September 04, 2010

Rembulan Perpisahan...



malam ini kutatap Rembulan
warnanya kuning cerah keemasan
berselimut samar menambahkan sinar
tanda malam menjerumus semakin dalam

Rembulan malam
seakan kau sekarang bertutup cadar
memberi isyarat akan tanda perpisahan

padahal kuingat dihari yang lalu kau tersipu malu,
mendatangiku dalam wajah penuh rindu
membuat penduduk bumi hampir saja tertawan emosi
berdiri setiap malam memuji Ilahi

tapi kini adakah waktu selama kau menemani
kudapat pelajaran dan keberkahan berharga dalam sunyi
kembali merasa menjadi jiwa dan pribadi yang suci

Duhai Rembulan,

adakah simpul yang kini kau tampakkan adalah simpul senyuman manis penuh kerelaan?

ataukah salam perpisahan yang terjanjikan bayaran dalam kebahagiaan?

atau sekedar hiburan penyamar kerugian akibat kekurangan?

namun kumemohon kepada Tuan Pemilik dirimu, yang mengutusmu menemaniku,

semoga dapat kembali kuberjumpa denganmu,

merengkuhmu dan tak akan menyiakan serta membiarkanmu.

sampai jumpa wahai Rembulan penuh keberkahan,

Rembulan saksi wahyu diturunkan

kepada pribadi mulia Rasul pilihan

Rembulan kencana pada pesuruh Tuhan

membawa kebaikan kepada manusia-manusia pilihan...

***

selamat jalan wahai Ramadhan...

Sang pemilik keagungan seribu bulan...

tak sanggup rasanya kurelakan kau kembali keharibaan...

berganti dengan Syawal sang pemilik alunan merdu dalam sahutan...

menandakan bumi telah gegap gempita meraih kemenangan...

***
semoga saja benar kemenangan

bagi diriku yang tidak pernah optimal...