bismillahirrahmanirahiim....
renungan 15 Syawal 1430 H
pagi ini terjaga diriku untuk menuliskan sepucuk pesan untukmu
semoga saja pesan ini bisa memberi kemanfaatan bagimu
dan nantinya dirimu bisa memberi kemanfaatan bagi umatmu
duhai nanda, bila berbicara tentang bilangan 24, kita akan teringat akan beberapa peristiwa
24 tahun adalah masa ketika Rasulullah sedang berdagang di negeri Syam
pada usia itu Beliau telah menapakkan kakinya hingga di negeri jauh
bila berbicara bilangan 24, kita pun akan teringat pada peristiwa di 24 hijriah
24 hijriah adalah tahun pertama khalifah Utsman RA menjalani amanahnya sebagai khilafah
itu artinya Islam telah menyebar ke wilayah-wilayah yang sangat luas
pada masa tersebut, wilayah Islam telah menyebar dari negeri irak di sebelah timur, meluas hingga Syam di sebelah utara hingga mesir dan afrika Bagian Utara di sebelah barat
duhai nanda, 24 tahun setelah Hijrahnya Rasul kita tercinta, Islam yang tidak pernah dikenal sebelumnya telah menjadi kekuatan yang disegani di dunia
24 tahun adalah usia seorang pemuda bernama Muhammad Al Fatih menjalani tahun ketiganya memerintah Konstantinopel yang berhasil ia dan pasukannya bebaskan
itulah beberapa pencapaian yang berhasil diraih oleh pendahulu-pendahulu kita
sudahkan dirimu meraih hal sama?
duhai Nanda,
usia bukanlah hal terlalu penting untuk kita pikirkan, tapi ia dapat menjadi ukuran pencapaian apa yang telah kita raih
karena bagaimanapun waktu kita di dunia ini tidaklah selamanya
duhai Nanda,
beruntunglah diri kita yang Allah berikan nikmat usia hingga saat ini
karenanya merupakan kekufuran terhadap nikmat tersebut bila kita siakan dan lewatkan tanpa bertambahnya keshalihan kita
bila kita lewatkan tanpa bertambahnya ketaqwaan kita, bila kita lewatkan tanpa adanya kemanfaatan bagi kita dan masyarakat kita
duhai Nanda,
dahulu 24 tahun lalu, di suana yang sama dengan pagi yang gulita ini, dirimu pertama kali melihat dunia
menjadi resmi sebagai penduduk bumi Allah yang penuh limpahan nikmat ini
tangisamu adalah kebahagiaan kedua orang tuamu dan orang-orang disekelilingmu
sudahkah dalam 24 tahun ini dirimu dapat memberikan kebaikan yang sama dengan kebaikan yang telah kau rasakan selama ini?
sudahkah dalam 24 tahun ini dirimu dapat memberikan kebahagiaan yang sama sebagaimana ayah bunda mu, dan juga kerabatmua memberikan kebahagiaan bagimu?
sudahkah dalam 24 tahun ini dirimu bermanfaat bagi agamamu yang telah menjadi bagian dari dirimu dan menjadi penjaga dirimu?
duhai Nanda
semoga dirimu dapat mebayangkan kesakitan yang dirasakan oleh bundamu ketika melahirkan dirimu
karena itu satu-satunya yang bisa kita lakukan sebagai seorang laki-laki, membayangkan kesakitan tersebut, karena kita tidak akan pernah bisa merasakan hal yang sama
namun kini telah 24 tahun dirimu menjalani kehidupanmu
apakah telah sanggup kau ganti kesakitan yang dahulu bundamu rasakan demi melahirkan dirimu?
kesakitan yang bundamu derita setelah sebelumnya selama 9 bulan ia direpotkan oleh dirimu di rahimnya
duhai Nanda
tentunya kita sama-sama berusaha untuk itu
hanya ini yang bisa diriku tuliskan untuk mu untuk renungan bagimu
semoga 24 tahun lalu, yang terlahir didunia ini adalah seseorang yang akan menjadi rahmat bagi keluarganya, menjadi rahmat bagi masyarakatnya, menjadi rahmat bagi agamanya, menjadi rahmat bagi umatnya
semoga 24 tahun lalu, yang terlahir didunia ini adalah seseorang yang dapat mengembalikan kejayaan umat yang telah sekian lama terkoyak
semoga 24 tahun lalu, yang terlahir didunia ini adalah seorang Salahuddin baru umat ini...
yang menegakkan kembali harga diri umat, yang meluruskan kembali kesesatan-kesesatan yang terjadi pada diri umat
sebagaimana yang telah dirimu baca dan pelajari akan riwayatnya selama ini
duhai Nanda
segala harapan telah terpatri di dalam dirimu
semoga dirimu dapat menjadi apa yang umat ini harapkan terhadap dirimu...
Allahumma Aamiin...
ketika dunia terlelap, ada segelintir jiwa yang terbangun dan berdiri, kemudian bersujud kepada pemiliknya. ketika dunia gulita, ada titik-titik cahaya yang bersinar, sinarnya begitu murni, semurni kilauan mutiara. ketika dunia dahaga, ada tetes-tetes air, tetesannya sebening embun pagi, membasahi hati yang pilu, menyuburkan jiwa yang tandus. bukan mata air kautsar, melainkan air mata jiwa-jiwa suci bersih.
Thursday, September 23, 2010
Thursday, September 09, 2010
Rembulan yang akan Pergi
hadirmu membawa berjuta harapan
bersamamu lahir berjuta kenangan
pergimu meninggalkan berjuta kesedihan
hadir Rembulan membawa harapan
permohonan akan ampunan
impian akan kebahagian di negeri kampung halaman
kebaikan seribu bulan
gambaran pintu syurga dalam genggaman
bersama Rembulan lahir kenangan
kenangan akan turunnya risalah kepada Sang Utusan
kenangan peluh penuh pelajaran
kenangan patrian dalam didikan
kenangan suara merdu menggemanya lantunan Quran
pergi Rembulan meninggalkan kesedihan
tetesan airmata mengalir menjadi genangan
kesedihan karena keputusasaan
tiada pengetahuan
apalagi kesanggupan membuat paksaan
akankah berjumpa lagi tahun depan
duhai Rembulan,semoga malam ini kau memberi kepastian
senyuman yg terlukis adalah tanda kemenangan
karena tidak lama lagi kau akan menghilang
pulang kembali ke haribaan
Saturday, September 04, 2010
Rembulan Perpisahan...
malam ini kutatap Rembulan
warnanya kuning cerah keemasan
berselimut samar menambahkan sinar
tanda malam menjerumus semakin dalam
Rembulan malam
seakan kau sekarang bertutup cadar
memberi isyarat akan tanda perpisahan
padahal kuingat dihari yang lalu kau tersipu malu,
mendatangiku dalam wajah penuh rindu
membuat penduduk bumi hampir saja tertawan emosi
berdiri setiap malam memuji Ilahi
tapi kini adakah waktu selama kau menemani
kudapat pelajaran dan keberkahan berharga dalam sunyi
kembali merasa menjadi jiwa dan pribadi yang suci
Duhai Rembulan,
adakah simpul yang kini kau tampakkan adalah simpul senyuman manis penuh kerelaan?
ataukah salam perpisahan yang terjanjikan bayaran dalam kebahagiaan?
atau sekedar hiburan penyamar kerugian akibat kekurangan?
namun kumemohon kepada Tuan Pemilik dirimu, yang mengutusmu menemaniku,
semoga dapat kembali kuberjumpa denganmu,
merengkuhmu dan tak akan menyiakan serta membiarkanmu.
sampai jumpa wahai Rembulan penuh keberkahan,
Rembulan saksi wahyu diturunkan
kepada pribadi mulia Rasul pilihan
Rembulan kencana pada pesuruh Tuhan
membawa kebaikan kepada manusia-manusia pilihan...
***
selamat jalan wahai Ramadhan...
Sang pemilik keagungan seribu bulan...
tak sanggup rasanya kurelakan kau kembali keharibaan...
berganti dengan Syawal sang pemilik alunan merdu dalam sahutan...
menandakan bumi telah gegap gempita meraih kemenangan...
***
semoga saja benar kemenangan
bagi diriku yang tidak pernah optimal...
Subscribe to:
Posts (Atom)