Burung camar terbang mendatar
Bersigap menatap mangsa berkerumun menghitam permukaan
Ada lagi angsa bungkuk
Berkaki tunggal berkerudung lumpur tenggelam kepala
Tapi tubuh padi seakan menua
Semakin sepuh dalam kebijaksanaan
Jagung putih pun perlahan menguning
Menimbun bekal menjadi permata
Di tepi ladang, pematang beracuh-acuh
Ditengahnya seonggok jerami menari-nari
Menanti Sang Pemilik berhidang hasil bumi
Menghalau pendatang mencuri ribuan arti
....
Kini aku mencari paham
adakah kata yang terlewatkan
berbagi pesan dalam keheningan
sedangkan mentari tidak pernah bermuram
....
kaki gelatik tidak panjang
mahkota raja berbuntut merak
kayu cendana semerbak aroma
kayu meranti kokoh terpancang
jati dalam hati kuatkah selalu
menjadi tonggak tegak persada
ada apakah gerangan ?
setiap kata berlawan kata
seakan tiba manusia tidak berkata
hanya tangan dan senjata mengambil makna
bila hitam dan putih berperang merebut suasana
itulah wajar semua berkelana
tapi bila hijau dan biru yang naik ke atas singgasana
tidaklah perlu semua berduka
....
*makna akan hadir ketika tidak ada prasangka...
No comments:
Post a Comment