ketika dunia terlelap, ada segelintir jiwa yang terbangun dan berdiri, kemudian bersujud kepada pemiliknya. ketika dunia gulita, ada titik-titik cahaya yang bersinar, sinarnya begitu murni, semurni kilauan mutiara. ketika dunia dahaga, ada tetes-tetes air, tetesannya sebening embun pagi, membasahi hati yang pilu, menyuburkan jiwa yang tandus. bukan mata air kautsar, melainkan air mata jiwa-jiwa suci bersih.
Saturday, September 04, 2010
Rembulan Perpisahan...
malam ini kutatap Rembulan
warnanya kuning cerah keemasan
berselimut samar menambahkan sinar
tanda malam menjerumus semakin dalam
Rembulan malam
seakan kau sekarang bertutup cadar
memberi isyarat akan tanda perpisahan
padahal kuingat dihari yang lalu kau tersipu malu,
mendatangiku dalam wajah penuh rindu
membuat penduduk bumi hampir saja tertawan emosi
berdiri setiap malam memuji Ilahi
tapi kini adakah waktu selama kau menemani
kudapat pelajaran dan keberkahan berharga dalam sunyi
kembali merasa menjadi jiwa dan pribadi yang suci
Duhai Rembulan,
adakah simpul yang kini kau tampakkan adalah simpul senyuman manis penuh kerelaan?
ataukah salam perpisahan yang terjanjikan bayaran dalam kebahagiaan?
atau sekedar hiburan penyamar kerugian akibat kekurangan?
namun kumemohon kepada Tuan Pemilik dirimu, yang mengutusmu menemaniku,
semoga dapat kembali kuberjumpa denganmu,
merengkuhmu dan tak akan menyiakan serta membiarkanmu.
sampai jumpa wahai Rembulan penuh keberkahan,
Rembulan saksi wahyu diturunkan
kepada pribadi mulia Rasul pilihan
Rembulan kencana pada pesuruh Tuhan
membawa kebaikan kepada manusia-manusia pilihan...
***
selamat jalan wahai Ramadhan...
Sang pemilik keagungan seribu bulan...
tak sanggup rasanya kurelakan kau kembali keharibaan...
berganti dengan Syawal sang pemilik alunan merdu dalam sahutan...
menandakan bumi telah gegap gempita meraih kemenangan...
***
semoga saja benar kemenangan
bagi diriku yang tidak pernah optimal...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment